Sepatu ini memang sangat cocok bagi pendatang yang belum banyak menguasai lokasi tempat barunya. Sebab sepatu ini dilengkapi dengan alat pintar penunjuk lokasi: radar.
Sepatu besutan para peneliti dari North Carolina State University dan Carnegie Mellon University itu dilengkapi dengan purwa rupa (prototipe) sensor radar portabel. Ia memiliki alat navigasi berbasis satelit Global Positioning System (GPS) serta alat yang bernama inertial measurement unit (IMU).
GPS untuk menentukan lokasi di mana pengguna berada, sementara IMU bekerja untuk mengukur perpindahan pengguna sepatu.
"Ada kalanya, GPS tidak bisa digunakan, yakni saat Anda berada di dalam gedung atau di ruang bawah tanah, sehingga koneksi satelit akan tertutup," kata Dan Stancil, salah satu anggota tim peneliti itu, pada acara IEEE Transactions On Microwave Theory and Techniques, kepada situs TechNewsDaily.
Itu sebabnya, perangkat IMU ditambahkan untuk membantu fungsi GPS, sehingga pergerakan sepatu tetap bisa dipantau, saat GPS tidak berfungsi.
Misalnya ketika pengguna sepatu ini baru saja memasuki gua dan kemudian ia kehilangan sinyal GPS, maka sepatunya akan memanfaatkan IMU untuk melacak pergerakan langkah sepatu.
IMU akan mendeteksi gaya yang dihasilkan oleh akselerasi maupun deselerasi yang terjadi pada sepatu. "Bila jarak antara tumit dan tanah tidak berubah dalam tempo waktu tertentu, maka komputer navigasi akan mengetahui bahwa pengguna sepatu itu tengah dalam keadaan diam," kata Stancil.
Sebaliknya, bila terjadi perubahan akselerasi pada sepatu, maka alat itu bisa memperkirakan kecepatan dan lokasi sepatu tersebut. Namun, perangkat IMU ini memiliki tantangan yang cukup besar dalam penerapannya.
Sekali saja terjadi kesalahan kecil dalam perhitungan, maka kesalahan perhitungan akselerasi itu akan terus terakumulasi sehingga alat itu juga akan salah dalam memperkirakan posisi pengguna.
Bila IMU memperkirakan Anda sedang bergerak, bahkan walaupun cuma 10 cm per detik, padahal saat itu Anda sedang berdiri diam, maka kesalahan perkiraan atau distorsi jarak yang dihasilkan oleh IMU selama sekitar 3 menit adalah sekitar 18 meter jauhnya.
Tapi, kesalahan tersebut bisa diminimalkan dengan memencet tombol reset kecepatan, saat pengguna tengah berhenti melangkah. Dengan demikian, kesalahan bisa dikurangi.
Setidaknya, dengan menggunakan sepatu ini, pengguna bisa melangkah lebih pasti saat hendak menuju sebuah lokasi yang diinginkan.
Please Enable JavaScript!
Mohon Aktifkan Javascript![ Enable JavaScript ]
Mohon Aktifkan Javascript![ Enable JavaScript ]
13 Juli 2011
Labels: Sepatu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar